Perbedaan SIM dan SPK
KONSEP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Definisi Sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang ber
tanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran
(output?)
Definisi Sistem Informasi
Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan merupakan
kegiatan strategi dari suatu organisasi, serta menyediakan laporan-laporan
yang diperlukan oleh pihak luar.
Berdasarkan dukungan kepada pemakainya, sistem informasi dibagi menjadi:
- Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System atau TPS)
- Sistem Informasi Manajemen (Management Information System atau MIS)
- Sistem Otomasi Perkantoran (Office Automation System/OAS)
- Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System atau DSS)
- Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System atau EIS)
- Sistem Pendukung Kelompok (Group Support System atau GSS)
- Sistem Pendukung Cerdas (Intelligent Support System atau ISS).
Mengingat bahwa FIS, NSS dn MIS d gunakan untuk mendukung manajemen maka ket
gs 5 stem tersebut sering disebut sistem pendukung manajemen (menagement
support atau MSS)
Sistem Pemrosesan Transaksi (Transactional Processing System atau TPS)
TPS merupakan sistem informasi yang biasanya diimplementasikan kan pertama
kali di suatu organisasi sebelum mengimplementasikan sistem informasi lainnya.
TPS memfokuskan pada data transaksi Sesuai namanya sistem informasi tersebut
digunakan untuk menghimpun menyimpan, dan memproses data transaksi dan
kadangkala mengendalikan kepunzan yang merupakan bagian dari transaksi
Contoh dani TPS adalah sistem informasi untuk mencatat transaksi pen jualan,
pemesanan tiket pesawat, dan lain lan
Contoh pengendalian keputusan dalam TPS adalah sistem pemrosesan transaksi
yang sekaligus bisa memvalidasi keabsahan kartu kredit atau mencankan rute
pesawat terbang yang terbaik sesuai keburuhan
pelanggan
Karakteristik sistem informasi yang termasuk TPS adalah sebagai benkur
(Turban, McLean, dan Wetherbe, 1999).
1. Jumlah data yang diproses sangat besar
2. Sumber data umumnya internal dan keluaran dimaksudkan terutams untuk pihak
internal (meskipun bisa juga diperuntukkan bagi muvs kerja)
3. Pemrosesan informasi dilakukan secara teratur. harian, mingguat dan
sebagainya
4. Kapasitas penyimpan (basis data) besar
5. Kecepatan pemrosesan yang diperlukan tinggi karena volume y'#
besar
6. Umumnya memantau dan mengumpulkan data masa lalu
7. Masukan dan keluaran terstruktur. Mengingat bahwa data yang diProses cukup
stabil, maka data diformat dalam suatu standar
8. Level kerincian yang tinggi mudah terlihat terutama pada masukan, tetapi
seringkali juga pada keluaran
9. Kompurasi tidak rumit (menggunakan matematika sederhana atau operasi
statistik) 10. Memerlukan keandalan yang tinggi
11. Pemrosesan terhadap permintaan merupakan suatu keharusan. Pemakai bisa
melakukan permintaan atas basis data
Gambar 4.1 berikut menggambarkan model konseptual dari TPS.
Laporan, Dokumen dan
Pemasukan Data Pemrosesan Transaksi keluaran yang Isin Permintaan Jawaban
Upload Basis Data Download ---P
User
Gambar 4.1 Model Konseptual TPS
Dalam hal pemrosesan yang dilakukan, TPS memiliki 2 cara, yaitu:
1. Pemrosesan batch Transaksi ditumpuk dahulu dan kemudian diproses belakangan
pada waktu tertentu, misalnya pada waktu sore hari atau malam hari. Kelemahan
pemrosesan batch adalah pembuatan basis data yang tidak pernah dilakukan dalam
keadaan terkini karena seringkali terdapat data transaksi yang terlambat untuk
dimasukkan ke dalam basis data.
2. Pemrosesan online Tidak ada penundaan pemrosesan. Setiap transaksi yang
sudah terjadi segera dibukukan. Dengan demikian, data selalu ada dalam
keadaan
mutakhir.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi agar
mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
SIM menghasilkan informasi untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi, dan
menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Pada umumnya, SIM mengambil
data dari sistem pemrosesan transaksi.
SIM sering disebut sistem peringatan manajemen (7nanagement alerting system)
karena sistem itu memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen)
atas munculnya masalah maupun peluang. Selain itu, SIM disebut juga sebagai
sistem pelaporan manajemen atau /management reporting system.
Karakteristik dari sistem informasi yang termasuk SIM adalah:
1. Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang
telah mendefinisikan hal-hal berikut secara tegas dan jelas: prosedur operasi,
aturan pengambilan keputusan, dan arus informasi
2. Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya
3. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna dalam pengambilan
keputusan, tetapi tidak secara langsung (manajer menggunakan laporan dan
informasi dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri untuk mengambil
keputusan).
Ada beberapa macam laporan yang bisa dihasilkan oleh SIM, di antaranya: 1.
Laporan periodik, yakni laporan yang dihasilkan dalarn selang waktu
tertentu, seperti harian, mingguan, bulanan, kwartalan, dan sebagainya.
2. Laporan ikhtisar adalah laporan yang memberikan ringkasan menge nai
sejumlah data/informasi.
3. Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul bila terjadi keadaan
yang tidak normal. Sebagai contoh, manajer pembelian mungkin memerlukan
laporan pengiriman barang dari pemasok yang
sudah terlambat satu minggu. Laporan itu hanya muncul bila keadaan yang
diminta terpenuhi.
4. Laporan perbandingan adalah laporan yang menunjukkan dua atau
lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud untuk dibandingkan
5. SIM terkadang juga menyediakan laporan yang tergolong sebagai demand (Ad
Hoc) report, yaitu jenis laporan yang dapat diminta sewaktu-waktu dan diatur
tata letak informasinya oleh pemakai sendiri sesuai keperluan
Sistem Otomasi Perkantoran/ O xce Automarion Sistem (OAS)
OAS merupakan sistem yang memberikan fasilitas tugas-tugas pemrosesan
informasi sehari-hari di dalam perkantoran dan organisasi bisnis. Sistem itu
menyediakan aneka ragam perangkat untuk memroses informasi, seperti pengolah
lembar kerja (spreadsheer), pengolah kata (word processor), pengolah grafik,
aplikasi presentasi, pengaksesan basis data
personal, surat elektronis (e-mail), dan surat bersuara (v-mail atau voice
mail), bahkan telekonferensi.
Pengguna sistem tersebut pada prinsipnya adalah semua personil dalam
organisasi, baik staf maupun yang termasuk dalam kategori level
manajemen.
Sistem Pendukung Keputusan/ Dec152017 Suppon Sistem (DSS)
DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,
pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).
DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk
mengevaluasi suatu peluang. DSS yang seperti itu disebut aplikasi DSS.
Aplikasi DSS digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi DSS menggunakan
CBIS (Computer Based Information Systems) yang fleksibel, interaktif, dan
dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi atas masalah
manajemen spesifik yang tidak terstruktur.
Aplikasi DSS menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan
dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan.
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang
bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria
yang kurang jelas
DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi
memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk
melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia
Tujuan dari DSS adalah (Turban, 2005): 1. Membantu manajer dalam pengambilan
keputusan atas masalah semiterstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada
perbaikan efisiensinya.
4, Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil kePutusan untuk
melakukan banyak komputasi secara cepat dengan
biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan,
terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung ter
komputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya
untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya
perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analis
keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan
menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk
menjalankan sebuah bisnis.
Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif
yang bisa dievaluasi. Analisis risiko bisa dilakukan dengan cepat dan
pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh)
bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian
bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode
kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan
simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan
menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis.
Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan
persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan
didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan,
kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering
dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur,
memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa
menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang
untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki
pengetahuan yang kurang.
Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut
Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses
dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan
sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.
re BB
Ditinjau dari tingkat teknologinya, DSS dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
SPK spesifik SPK spesifik bertujuan membantu memecahkan suatu masalah de
ngan karakteristik tertentu. Misalnya, SPK penentuan harga satuan barang
Pembangkit SPK
Suatu software yang khusus digunakan untuk membangun dan mengembangkan SPK.
Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam membangun SPK spesifik
Perlengkapan SPK Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung
pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK
Berdasarkan tingkat dukungannya, DSS dibagi menjadi 6, yaitu:
1.
Retrieve Information Elements
Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh DSS, yakni berupa akses
selektif terhadap informasi. Misalkan manajer bermaksud mencari tahu informasi
mengenai data penjualan atas suatu area pemasaran tertentu.
Analyze Entire File Dalam tahapan ini, para manajer diberi akses untuk melihat
dan
menganalisis file secara lengkap. Misalnya, manajer bisa membuat laporan
khusus penilaian persediaan dengan melihat file persediaan atau manajer bisa
memperoleh laporan gaji bulanan dari file
penggajian.
Prepare Reports from Multiple Files
Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan mengingat para mangjer berhubungan
dengan banyak aktivitas dalam satu momen tertentu. Contoh tahapan ini antara
lain kemampuan melihat laporan rugi-laba
analisis penjualan produk per pelanggan, dan lain-lain.
Estimate Decision Conseguences Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan untuk
melihat dampak
dari setiap keputusan yang mungkin diambil. Misalnya, manaje'
dimungkinkan memasukkan unsur harga dalam sebuah model untuk melihat
pengaruhnya terhadap laba usaha. Model akan memberikan masukan. Sebagai
contoh, jika harga diturunkan menjadi Rp25.000,-, maka keuntungan akan
meningkat Rp5.000.000,-. Model tersebut tidak bisa menentukan apakah harga
Rp25.000,itu adalah harga yang terbaik. Hanya diberikan informasi mengenai apa
yang mungkin jika keputusan harga tersebut diambil. Oleh karena itu, model
tersebut cocok jika digunakan untuk menguji probabilitas yang subjektif atau
untuk analisis sensitivitas.
3. Propose Decision Dukungan di tahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu
alternatif keputusan bisa disodorkan ke hadapan manajer untuk dipertimbangkan.
Contoh penerapannya antara lain manajer pabrik yang memasukkan data mengenai
pabrik dan peralatan yang dimilikinya sehingga DSS akan mampu menentukan
rancangan tata letak (lay out) yang paling efisien.
6. Make Decision Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari DSS.
Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi
dari manajer untuk dijalankan.
Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari
keterstrukturannya yang bisa dibagi menjadi:
1. Keputusan terstruktur (strucrured decision) Keputusan terstruktur adalah
keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Prosedur
pengambilan keputusan sangatlah jelas. Keputusan tersebut terutama dilakukan
pada manajemen tingkat bawah. Misalnya, keputusan pemesanan barang dan
keputusan penagihan piutang
2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision) Keputusan
semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian keputusan
bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan keputusan tersebut secara
garis besar sudah ada, tetapi ada
beberapa hal yang masih memerlukan kebijakan dari pengambil keputusan.
Biasanya, keputusan semacam ini diambil oleh manajer level menengah dalam
suatu organisasi, Contoh keputusan jenis ini adalah pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi, dan pengendalian sediaan.
Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena
tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut
menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan
tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Contohnya adalah
keputusan untuk pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan
perusahaan lain, dan perekrutan eksekutif
Oleh karena tidak ada konsensus mengenai apa sebenarnya USS, jelas tidak ada
kesepakatan mengenai karakteristik standar DSS. Berikut karakteristik yang
diharapkan ada di DSS (Turban, E., 2005):
l.
Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan
tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi
terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak bisa dipecahkan oleh sistem
komputer lain atau oleh metode atau alat kuantitatif standar.
Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer
lini.
Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering
memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional
yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain.
Dukungan untuk keputusan independen dan/atau sekuensial. Kepu tusan bisa
dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang
sama).
Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi desain,
pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa
menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadap tasi DSS untuk
memenuhi perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna
bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali
elemen-elemen dasar. DSS juga fleksibel dalam hal bisa dimodifikasi untuk
memecahkan masalah lain yang sejenis.
8. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna, kapabilitas grafis yang
sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin yang interaktif dengan satu bahasa
alami bisa sangat meningkatkan efektivitas DSS.
9. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines,
kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika
DSS disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama,
tetapi hasilnya lebih baik.
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara khusus
menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukannya menggantikan.
11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem
sederhana. Sistem yang lebih besar bisa dibangun dengan bantuan ahli sistem
informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitannya dengan data warehouse
memperbolehkan pengguna untuk membangun DSS yang cukup besar dan
kompleks.
12. Biasanya, model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan
keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai
strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari
sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi-objek.
14. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan
pada satu lokasi atau didistribusikan di suatu organisasi
secara keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa
didistribusikan secara internal dan eksternal meng
gunakan networking dan teknologi Web. Karakteristik dari DSS tersebut
memungkinkan para pengambil kepu
tusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten dalam satu
cara yang dibatasi oleh waktu.
Sistem Informasi Eksekutif / £#sekuri In ommaron System (EIS)
EIS merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi
manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang
berguna untuk mengidentifikasi masalah atau menge
nali peluang. Pemakai yang masih awam dengan komputer pun tidak sulit meng
operasikannya karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan
pemakai dalam penggunaannya (user-/tiendly).
Sistem Pendukung Kelompok (GSS) GSS merupakan sistem informasi yang digunakan
untuk mendukung se
jumlah orang yang bekerja dalam suatu kelompok
Sistem ini pada awalnya dibuat untuk mendukung sejumlah orang yang berada pada
lokasi yang berbeda yang hendak melakukan sumbang-saran, pemberian komentar,
pemilihan suara, dan evaluasi terhadap berbagai
alternatif melalui sarana komunikasi
Istilah yang umum sebelum GSS digunakan adalah GDSS (Group Decision Support
System).
Sistem Pendukung Cerdas
Kadangkala hanya disebut sistem cerdas, yakni sistem yang memiliki kemampuan
seperti kecerdasan manusia. Beberapa sifat sistem tersebu'
adalah:
Belajar atau memahami permasalahan berdasarkan pengalaman
Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan situasi-situasi baru
» Mampu menangani masalah yang kompleks (masalah semiterstruktur)
Y Memecahkan permasalahan berdasarkan penalaran
» Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan
Contoh aplikasi sistem cerdas dalam bisnis: » Sistem pakar (expert system),
yaitu sistem yang meniru kepakaran (keahlian) seseorang dalam bidang tertentu
untuk menyelesaikan
suatu permasalahan
» Sistem pengolahan bahasa alami (narura/ language processing)
Posting Komentar untuk "Perbedaan SIM dan SPK"