Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Diferensiasi Sosial dan Jenisnya

Materi Kuliah - Di dalam kehidupan masyarakat luas, terdapat suatu ketidaksamaan sosial yang membedakan antara seseorang dengan orang lain. Proses terbentuknya ketidaksamaan tersebut dapat terjadi karena kesengajaan atau karena dibuat oleh masyarakat itu sendiri, tetapi ada juga yang terjadi karena secara alamiah tidak dibuat oleh masyarakat tersebut.

Ketidak samaan tersebut ada yang bersifat horizontal dan ada yang bersifat vertikal. Ketidak samaan sosial yang bersifat horizontal tidak mengandung perbedaan status dan peran yang bertingkat, sedangkan ketidaksamaan sosial yang bersifat vertikal mengandung pengertian pembedaan warga masyarakat berdasarkan pembedaan jenjang atau tingkat status dan peran yang menyangkut perbedaan hak dan kewajiban.

Pengertian Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat horizontal. Dalam pengelompokan masyarakat yang disebut diferensiasi sosial tersebut, sama, artinya perbedaan kelompok dalam stratifikasi sosial tidak berakibat pada perbedaan hak, kewajiban, status, dan perannya dalam masyarakat.


5 Jenis Diferensiasi Sosial

Dalam kehidupan masyarakat ditemukan beberapa jenis diferensiasi sosial yaitu:

1. Diferensiasi Ras

Pengertian ras menurut Robertson merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara turun-temurun. Ciri-ciri fisik yang membentuk ras tertentu, antara lain bentuk rambut, bentuk wajah, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut.

Berdasarkan Rasnya penduduk Indonesia dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu sebagai berikut:
  1. Kelopok Ras Negroid atau Negrito, terdiri atas penduduk orang Semang, di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di kepulauan Andaman.
  2. Kelompok Ras Papua Melanozoid, terdiri atas penduduk asli daerah Papua, Pulau Aru, dan Pulau Kai.
  3. Kelompok Ras Melayu Mongoloid, terdiri atas: [1]. Kelompok Ras Melayu Tua (Proto-Melayu), misalnya Suku Batak, Toraja, Dayal. [2]. Kelompok Ras Melayu Muda (Deutro-Melayu), misalnya Jawa, Bali, Bugis, Madura.
  4. Kelompok Ras Veddoid, terdiri atas penduduk asli orang Sakai di Kepulauan Riau, orang Kubu di Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna-Sulawesi Selatan, orang Enggono di Pulau Enggono, orang Mentawai di Kepulauan Mentawai - Sumatra Barat.
Sebagian Negara yang terbuka masyarakat Indonesia membuka kesempatan masyarakat dari bangsa lain untuk keluar masuk Indonesia, diantaranya ada yang menetap di Indonesia sebagai WNI. Oleh karena itu, selain ke empat ras tersebut penduduk Indonesia juga diperkaya dengan ras-ras lain yang menjadi penduduk Indonesia, yakni ras Cina (Kelompok Ras Mongoloid), ras Arab, ras Pakistan dan India termasuk Ras Kaukasoid.

Penggolongan manusia atas ras merupakan konsepsi biologis yang berdasarkan ciri-ciri fisik dan bukan suatu konsepsi kebudayaan. Dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia tidak menganut paham Rasialisme dimana paham ini meyakini bahwa kelompok ras tertentu lebih unggul dari pada kelompok ras lainnya. Dalam arti luas, kemajemukan ras di Indonesia tidak dipandang sebagai bentuk pelapisan sosial melainkan dipandang sebagai dasar diferensiasi sosial, yang menganggap sama derajatnya terhadap semua orang dari berbagai ras.

2. Diferensiasi Suku Bangsa

Indonesia merupakan negara kepulauan di antaranya pulau satu dan lain saling terpisah, sehingga di Indonesia terdapat berbagai jenis suku bangsa. Adapun pengertian suku bangsa atau etnis adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan dengan corak khas. Suku bangsa atau etnis dapat pula diartikan sebagai suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dalam identitas akan kesatuan kebudayaan. Antara suku bangsa yang satu dengan yang lain dibedakan berdasarkan perbedaan adat istiadat dan bahasa. 

Perbedaan tersebut secara terperinci meliputi:
  1. Perbedaan adat istiadat.
  2. Perbedaan bahasa.
  3. Perbedaan teknologi.
  4. Perbedaan tata susunan kekerabatan.
  5. Perbedaan kesenian daerah.
  6. Perbedaan sistem mata pencaharian.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan bahasa dan adat istiadat dalam masyarakat Indonesia yaiut:
  1. Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang dibatasi lautan.
  2. Keadaan alam dan letak geografis yang berbeda.
  3. Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan.
  4. Latar belakang sejarah yang berbeda.
Dari hasil penelitian Hilderd Geertz, masyarakat Indonesia terdiri atas 300 suku bangsa, dan 360 bahasa daerah, yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan bentuk negara dengan masyarakat majemuk. Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas beranekaragam suku bangsa atau etis memperkaya kebudayaan nasional Indonesia yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di masyarakat dunia.

Namun demikian perbedaan etnis atau suku bangsa tidak menunjukkan bentuk pelapisan sosial melainkan sebagai bentuk diferensiasi sosial yang merupakan pembedaan yang bersifat horizontal. Keadaan masyarakat yang menunjukkan kemajemukan suku bangsa di Indonesia tidak membentuk paham etnosentrisme, yaitu suatu paham yang menganggap kebudayaan suku bangsa tertentu lebih tinggi dibandingkan kebudayaan suku bangsa lainnya.

3. Diferensiasi Jenis Kelamin

Secara alamiah berdasarkan jenis kelamin atau gender, manusia diseluruh dunia dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Pembedaan berdasarkan jenis kelamin ini bersifat horizontal sehingga membentuk diferensiasi sosial. Dalam hal ini, mengandung satu pengertian bahwa jenis kelamin laki-laki bukan lebih tinggi dibandingkan perempuan atau sebaliknya karena perbedaan yang ada justru saling melengkapi dan menyempurnakan bentuk kehidupan.

Gerakan perempuan yang menuntut kesetaraan gender menghasilkan bentuk gerakan sosial berupa emansipasi wanita, sekaligus merupakan penegasan bahwa jenis kelamin bukan merupakan bentuk pelapisan sosial, di mana laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama.

4. Diferensiasi Klan

Klan adalah bentuk kesatuan masyarakat yang berdasarkan genelogis atau pertalian darah. Klan terdapat dalam suatu masyarakat yang menganut suatu sistem kekerabatan unilateral, yaitu yang mempergunakan garis keturunan sebagai dasar ikatan kekerabatan, antara lain:
  1. Martilineal, yaitu hubungan keturunan dari pihak ibu sebagai ikatan klan, terdapat pada masyarakat suku bangsa Minangkabau.
  2. Patrilineal, yaitu hubungan keturunan dari pihak ayah sebagai ikatan klan, terdapat pada masyarakat suku bangsa Batak.
Tidak ada perbedaan hak dan kewajiban atau status dan peranan sosial antara klan satu dengan yang lain sehingga mereka memiliki kedudukan yang sama, artinya klan tertentu tidak lebih unggul dibandingkan klan yang lain. Dalam hal ini klan bersifat horizontal.

5. Diferensiasi Agama

Secara umum pola kehidupan manusia diatur oleh sistem religi atau sistem kepercayaan yang dikenal dengan agama. Agama mengatur bagaimana seharusnya berperilaku semasa hidup di dunia agar nantinya dalam kehidupan setelah kematian akan memperoleh kebahagiaan yang abadi. Di dunia ini berkembang bermacam-macam agama yang masing-masing memiliki sejumlah pengikut yang setia menjalankan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

Keanekaragaman agama yang tumbuh di tengah masyarakat merupakan bentuk diferensiasi sosial di mana setiap pengikut agama memiliki derajat yang sama. Pembedaan sosial berdasarkan agama sifatnya horizontal.


Demikian artikel tentang pengertian dan jenis diferensiasi sosial ini, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua orang.

Posting Komentar untuk "Pengertian Diferensiasi Sosial dan Jenisnya"